MAKALAH
SISTEM INFORMASI KESEHATAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Organisasi dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Disusun Oleh :
Kelompok 6
Desak Ayu Meitia A P
Gina Akmaliah
Ginni Sulastini
Hesti Kristiani
Ira Aryani
Ristianti Meidara
Sri Rahayu
Tingkat : IIIB
PRODI DIII-KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN KOTA SUKABUMI
Jl.
Karamat No. 36
Telp. (0266) 210215 Fax. (0266) 223709 Kota Sukabumi
E-mail : stikesmi_edu@yahoo.co.id
KATA
PENGANTAR
Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT. karena berkat
limpahan rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
tepat pada waktunya. Tak lupa shalawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi
besar Muhammad SAW, kepada sahabat,
keluarga, dan para pengikutnya hingga akhir jaman.
Sebelumnya kami ingin memaparkan
bahwa makalah ini dibuat atas dasar pencarian informasi melalui media cetak maupun elektronik dan makalah ini mengangkat tema
mengenai “Sistem Informasi Kesehatan”.
Isi dari makalah ini menjelaskan tentang pengertian sistem informasi kesehatan, tujuan
sistem informasi kesehatan, manfaat sistem informasi kesehatan, prinsip sistem
informasi kesehatan, sistem informasi kesehatan ibu dan anak, serta rencana
sistem informasi kesehatan ibu dan anak.
Kami sadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan dalam
pembuatan maupun penyetakan makalah ini, maka dari itu kami ingin memohon maaf
kepada para pembaca sekalian. Kami harap para pembaca dapat dengan tulus ikhlas
memaafkannya karena berdasarkan pepatah pun menyatakan bahwa “tak ada gading yang tak retak”.
Tak lupa kami pun ingin mengucapkan rasa terima
kasih kami kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu kami dalam penyusunan
makalah ini. Selebihnya kami mengharapkan semoga makalah ini akan dapat
bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya bagi kami.
Sukabumi, September 2013
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar.............................................................................................................................. ii
Daftar
Isi......................................................................................................................................... iii
BAB I Pendahuluan....................................................................................................................... 1
A. Latar
Belakang..................................................................................................................... 1
B. Tujuan
Penulisan.................................................................................................................. 1
C. Manfaat
Penulisan.................................................................................................... 2
D. Pembatasan
Masalah................................................................................................ 2
E. Rumusan
Masalah.................................................................................................... 2
F. Sistematika
Penulisan.............................................................................................. 2
BAB
II Tinjauan
Teori.................................................................................................................. 3
A. Sistem
Kesehatan Nasional...................................................................................... 3
BAB
III
Pembahasan.................................................................................................................... 7
A. Pengertian Sistem Informasi Kesehatan.................................................................. 7
B. Tujuan
Sistem Informasi Kesehatan........................................................................ 10
C. Manfaat
Sistem Informasi Kesehatan...................................................................... 10
D. Prinsip
Sistem Informasi Kesehatan........................................................................ 11
E. Sistem
Informasi KIA.............................................................................................. 11
F. Rencana
Sistem Informasi KIA............................................................................... 12
BAB
IV
Penutup............................................................................................................................13
A. Kesimpulan.............................................................................................................. 13
B. Saran........................................................................................................................ 13
Daftar
Pustaka............................................................................................................................... 14
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sistem informasi dengan apapun itu
tentu sangat dibutuhkan dalam berberbagai disiplin ilmu. Perkembangan
informasi teknologi yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan
manual menjadi sistem yang terkomputerisasi. Demikian juga halnya pembayaran
pasien pada suatu Rumah Sakit. Rumah sakit sebagai salah satu institusi
pelayanan umum di bidang kesehatan membutuhkan keberadaan suatu sistem
informasi yang akurat, handal, serta cukup memadai untuk meningkatkan pelayanannya
kepada para pasien serta lingkungan yang terkait lainnya. Sistem informasi
rumah sakit digunakan untuk mempermudah dalam pengelolaan data pada rumah
sakit. Sistem ini seharusnya sudah menggunakan metode komputerisasi. Karena
dengan penggunakan metode komputerisasi, proses penginputan data, proses
pengambilan data maupun proses pengupdate-an data menjadi sangat mudah, cepat
dan akurat.
Internet merupakan
jaringan komputer yang dapat menghubungkan perusahaan dengan domain publik,
seperti individu, komunitas, institusi, dan organisasi. Jalur ini merupakan
jalur termurah yang dapat digunakan institusi untuk menjalin komunikasi efektif
dengan konsumen. Mulai dari tukar menukar data dan informasi sampai dengan
transaksi pembayaran dapat dilakukan dengan cepat dan murah melalui internet. Kecepatan
evolusi teknologi informasi dalam memanfaatkan internet untuk mengembangkan
jaringan dalam manajemen database sangat ditentukan oleh kesiapan manajemen dan
ketersediaan sumber daya yang memadai. Namun evolusi tersebut bukan pula
berarti bahwa institusi yang bersangkutan harus secara sekuensial mengikuti
tahap demi tahap yang ada, namun bagi mereka yang ingin menerapkan manajemen
database dengan “aman” dan “terkendali”, alur pengembangan aplikasi secara
bertahap merupakan pilihan yang baik.
B. Tujuan
Penulisan
a. Tujuan Umum
Untuk
memenuhi tugas mata kuliah OMPK.
b. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui sistem informasi kesehatan.
2. Untuk mengetahui sistem informasi kesehatan dalam
pelayanan kebidanan.
C. Manfaat
Penulisan
a. Dapat menambah pengetahuan mengenai sistem informasi
kesehatan, khususnya dalam pelayanan kebidanan.
b. Dapat menjadi sumber pustaka bagi pembaca.
D. Pembatasan
Masalah
Pembahasan ini membatasi pembahasan
hanya mengenai sistem informasi kesehatan khususnya dalam pelayanan kebidanan
(kesehatan ibu dan anak).
E. Rumusan
Masalah
a. Apa pengertian sistem informasi kesehatan
b. Apa tujuan sistem informasi kesehatan
c. Apa manfaat sistem informasi kesehatan
d. Apa prinsip sistem informasi kesehatan
e. Bagaimana sistem informasi kesehatan ibu dan anak
f. Apa rencana sistem informasi kesehatan ibu dan anak
F. Sistematika
Penulisan
BAB I Pendahuluan
Membahas tentang latar belakang, tujuan,
manfaat, pembatasan masalah, rumusan masalah, dan sistematika penulisan.
BAB II Tinjauan
Teori
Membahas tentang teori sistem kesehatan nasional yang merupakan supra sistem dari sistem
informasi kesehatan.
BAB III Pembahasan
Membahas tentang pengertian sistem informasi kesehatan, tujuan sistem informasi kesehatan, manfaat
sistem informasi kesehatan, prinsip sistem informasi kesehatan, sistem informasi kesehatan ibu dan anak, dan rencana sistem informasi
kesehatan ibu dan anak.
BAB IV Penutup
Membahas tentang kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Sistem Kesehatan Nasional
Pengertian
Secara
ringkas pengertian “SISTEM”; terdiri dari beberapa komponen/unsur yang saling
berinteraksi dan saling ketergantungan, dan mempunyai suatu tujuan yang sama.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) salah satu dari arti kata sistem
adalah “TATANAN”.
Oleh
karenanya pengertian SKN adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya
bangsa Indonesia secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin tercapainya
derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan
kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.
Landasan
SKN
merupakan wujud dan metode penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Sedangkan
pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional. Oleh
karenanya landasan SKN adalah sama dengan landasan pembangunan nasional yaitu :
1.
Landasan
idiil yaitu Pancasila
2.
Landasan
konstitusional yaitu Undang-undang Dasar
1945
3.
Pasal
28 a
4.
Pasal
28 b ayat (2)
5.
Pasal
28 c ayat (1)
6.
Pasal
28 h ayat (1) dan (3)
7.
Pasal
34 ayat (2) dan (3)
Dua hal
penting yang perlu ditekankan adalah: Kesehatan sebagai hak azasi manusia dan
negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan.
Prinsip Dasar SKN
Prinsip
dasar adalah norma, nilai, dan aturan pokok yang bermakna dari falsafah dan
budaya Bangsa Indonesia, yang dipergunakan sebagai acuan berfikir dan
bertindak.
Terdapat
7 (tujuh) Prinsip Dasar SKN, dengan penekanan pada masing-masing uraian sebagai
berikut :
1.
Perikemanusiaan
Terabaikannya pemenuhan
kebutuhan kesehatan adalah bertentangan dengan prinsip kemanusiaan.
2.
Hak Azasi Manusia
Diperolehnya derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah hak azasi manusia,
tanpa membedakan antara golongan, suku, agama, dan status sosial ekonomi.
3.
Adil dan Merata
Pelayanan kesehatan
harus merata, bermutu, dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat secara
ekonomi dan geografi.
4.
Pemberdayaan dan Kemandirian Masyarakat
Kesehatan merupakan
tanggung jawab bersama, baik pemerintah maupun masyarakat dan perorangan
(individu).
5.
Kemitraan
Pembangunan kesehatan
diselenggarakan dengan menggalang kemitran yang dinamis dan harmonis antara
pemerintah dan masyarakat termasuk swasta.
6.
Pengutamaan dan Manfaat;
Dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan lebih mengutamakan kepentingan umum daripada kepentingan
golongan dan perorangan. Pemanfaatan iptek dalam pembangunan kesehatan.
7.
Tata Kepemerintahan yang Baik;
Pembangunan kesehatan
diselenggarakan secara demokratis, berkepastian hukum, terbuka,
rasional/profesional, bertanggung jawab dan bertanggung gugat.
Tujuan SKN
SKN
merupakan pedoman dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. SKN bukan
pedoman penyelenggaraan kesehatan bagi Departemen Kesehatan saja, tapi bagi
semua potensi bangsa baik pemerintah (pusat, provinsi, kab/kota), masyarakat,
maupun swasta.
Dengan
demikian tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh semua
potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah secara sinergis,
berhasil-guna dan berdaya-guna, sehingga tercapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Kedudukan SKN
SKN
merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan negara dan bersama subsistem
lainnya, (misal: pendidikan) diarahkan untuk mencapai tujuan Bangsa Indonesia.
Derajat
kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh berbagai faktor yang tidak hanya tanggung
jawab sektor kesehatan, tetapi tanggung jawab berbagai sektor terkait lainnya.
Sebagai subsistem-subsistem dari Sistem Penyelenggaran Negara, maka SKN
berinteraksi dengan berbagai sistem nasional lainnya (seperti: pendidikan, perekonomian,
ketahanan pangan, hankamnas, dan lain-lain). Di daerah perlu dikembangkan
Sistem Kesehatan Daerah (SKD). SKD merupakan subsistem dari SKN dalam wilayah
NKRI.
SKN
juga merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan, yang dipergunakan sebagai
acuan utama dalam mengembangkan perilaku dan lingkungan sehat serta peran aktif
masyarakat dalam pembangunan kesehatan.
Subsistem SKN
Banyak
buku referensi maupun pengalaman di beberapa negara yang menguraikan tentang
subsistem – subsistem dari suatu sistem kesehatan.
Ada
yang mengemukakan bahwa dalam sistem kesehatan hanya ada 2 (dua) subsistem,
yaitu subsistem upaya/pelayanan
kesehatan dan subsistempembiayaan
kesehatan. Dalam hal ini sumberdaya kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan
manajemen kesehatan sudah termasuk dalam subsistem upaya kesehatan.
Dengan
memperhatikan kondisi dan situasi di Indonesia serta kebutuhan dewasa ini maka
diputuskan terdapat 6 (enam) subsistem dari SKN, yaitu:
1.
Subsistem
upaya kesehatan
2.
Subsistem
pembiayaan kesehatan
3.
Subsistem
sumberdaya manusia kesehatan
4.
Subsistem
obat dan perbekalan kesehatan
5.
Subsistem
pemberdayaan masyarakat
6.
Subsistem
manajemen kesehatan
Pola Pikir SKN
Sebagai
suatu sistem, maka SKN dengan 6 subsistemnya dapat digambarkan dalam
input-proses-output sebagai berikut:
Di sini
kelihatan upaya kesehatan merupakan subsistem yang sentral dalam proses
pembangunan kesehatan dalam rangka mencapai tujuannya (output).
Dalam proses pembangunan kesehatan, subsistem upaya kesehatan ditunjang dengan
subsistem pemberdayaan masyarakat dan subsistem manajemen kesehatan.
Sebagai input adalah sumberdaya kesehatan
yang terdiri dari subsistem sumberdaya manusia kesehatan, subsistem obat dan
perbekalan kesehatan, dan subsistem pembiayaan kesehatan. Namun perlu
ditekankan bahwa antar ke-enam subsistem tersebut harus saling berinteraksi
secara harmonis dan dinamis dalam mencapai tujuan pembangunan kesehatan.
BAB III
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sistem Informasi
Kesehatan
Sistem informasi kesehatan adalah gabungan perangkat dan
prosedur yang digunakan untuk mengelola siklus informasi (mulai dari
pengumpulan data sampai pemberian umpan balik informasi) untuk mendukung
pelaksanaan tindakan tepat dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan
kinerja sistem kesehatan.
Sistem informasi kesehatan merupakan suatu pengelolaan
informasi diseluruh seluruh tingkat pemerintah secara sistematis dalam rangka
penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat.
Sistem Informasi Kesehatan (SIK) adalah integrasi antara
perangkat, prosedur dan kebijakan yang digunakan untuk mengelola siklus
informasi secara sistematis untuk mendukung pelaksanaan manajemen kesehatan
yang terpadu dan menyeluruh dalam kerangka pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
Dalam literature lain menyebutkan bahwa SIK adalah suatu sistem
pengelolaan data dan informasi kesehatan di semua tingkat pemerintahan secara
sistematis dan terintegrasi untuk mendukung manajemen kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Menurut WHO, sistem
informasi kesehatan merupakan
salah satu dari 6 “building block” atau komponen utama dalam sistem kesehatan
di suatu Negara. Keenam komponen (building block) sistem kesehatan tersebut
adalah :
1.Service delivery (pelaksanaan
pelayanan kesehatan)
2.Medical product, vaccine, and
technologies (produk medis, vaksin, dan teknologi kesehatan)
3.Health worksforce (tenaga medis)
4.Health system financing (sistem
pembiayaan kesehatan)
5.Health information system (sistem
informasi kesehatan)
6.Leadership and governance
(kepemimpinan dan pemerintah)
Sedangkan di dalam tatanan Sistem Kesehatan
Nasional, SIK merupakan
bagian dari sub sistem ke 6 yaitu pada sub sistem manajemen, informasi dan
regulasi kesehatan. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan
sebuah sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
masyarakat. Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan
informasi bagi proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di
puskesmas atau rumah sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga
informasi yang lengkap, tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan
adanya sistem informasi kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
Adapun subsistem
dalam sistem informasi kesehatan secara umum meliputi :
1.
Surveilans
epidemiologis (untuk penyakit menular dan tidak menular, kondisi lingkungan dan
faktor risiko)
2.
Pelaporan
rutin dari puskesmas, rumah sakit, laboratorium kesehatan daerah, gudang
farmasi sampai ke praktek swasta
3.
Pelaporan
program khusus, seperti TB, lepra, malaria, KIA, imunisasi, HIV/AIDS, yang
biasanya bersifat vertikal.
4.
Sistem
administratif, meliputi sistem pembiayaan, keuangan, sistem kepegawaian, obat
dan logistik, program pelatihan, penelitian dan lainlain
5.
Pencatatan vital, baik kelahiran, kematian maupun migrasi
penduduk.
Dalam
pengembangan Sistem Informasi Kesehatan, harus dibangun komitmen setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan
agar setiap Sistem Informasi kesehatan berjalan dengan baik dan yang lebih
terpenting menggunakan teknologi komputer dalam mengimplementasikan Sistem
Informasi Berbasis Komputer (Computer Based Information System).
Melalui
hasil pengembangan sistem informasi ini maka diharapkan dapa menghasilkan
hal-hal sebagai berikut :
1.
Perangkat
lunak tersebut dikembangkan sesuai dengan sesuai dengan standar yang ditentukan
oleh pemerintah daerah.
2.
Dengan
menggunakan open system tersebut diharapkan jaringan akan bersifat
interoperable dengan jaringan lain.
3.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan mensosialisasikan dan mendorong
pengembangan dan penggunaan Local Area Network di dalam kluster unit pelayanan
kesehatan baik pemerintah dan swasta sebagai komponen sistem di masa depan.
4.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan kemampuan dalam
teknologi informasi video, suara, dan data nirkabel universal di dalam Wide
Area Network yang efektif, homogen dan efisien sebagai bagian dari jaringan
sistem informasi pemerintah daerah.
5.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan, mengembangkan dan memelihara
pusat penyimpanan data dan informasi yang menyimpan direktori materi teknologi
informasi yang komprehensif.
6.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan secara proaktif mencari,
menganalisis, memahami, menyebarluaskan dan mempertukarkan secara elektronis
data/informasi bagi seluruh stakeholders.
7.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan memanfaatkan website dan access point
lain agar data kesehatan dan kedokteran dapat dimanfaatkan secara luas dan
bertanggung jawab dan dalam rangka memperbaiki pelayanan kesehatan sehingga
kepuasan pengguna dapat dicapai sebaik-baiknya.
8.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan merencanakan pengembangan manajemen
SDM sistem informasi mulai dari rekrutmen, penempatan, pendidikan dan
pelatihan, penilaian pekerjaan, penggajian dan pengembangan karir.
9.
Sistem
informasi kesehatan terintegrasi ini akan mengembangkan unit organisasi
pengembangan dan pencarian dana bersumber masyarakat yang berkaitan dengan
pemanfaatan dan penggunaan data/informasi kesehatan dan kedokteran.
10.
Dapat
digunakan untuk mengubah tujuan, kegiatan, produk, pelayanan organisasi, untuk
mendukung agar organisasi dapat meraih keunggulan kompetitif.
11.
Mengarah
pada peluang-peluang strategis yang dapat ditemukan.
Dinas
Kesehatan telah menetapkan visi yaitu tersusunnya sistim informasi kesehatan di
dinas kesehatan melalui ketersediaan data dan informasi yang akurat, relevan
dan tepat waktu di setiap jenjang administrasi. Dalam upaya mencapai visi dan
misi yang telah ditetapkan tersebut, infrastruktur pelayanan kesehatan telah
dibangun sedemikian rupa agar setiap unit infrastruktur pelayanan kesehatan
tersebut menjalankan program dan pelayanan kesehatan menuju pencapaian visi dan
misi tersebut.
Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi kesehatan merupakan sebuah
sarana sebagai penunjang pelayanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat.
Sistem informasi kesehatan yang efektif memberikan dukungan informasi bagi
proses pengambilan keputusan di semua jenjang, bahkan di puskesmas atau rumah
sakit kecil sekalipun. Bukan hanya data, namun juga informasi yang lengkap,
tepat, akurat, dan cepat yang dapat disajikan dengan adanya sistem informasi
kesehatan yang tertata dan terlaksana dengan baik.
Upaya
pengembangan SIK harus dimulai dengan kegiatan penilaian secara menyeluruh
kondisi sistem kesehatan yang ada serta kebutuhan terhadap pengembangan ke
depan. Assessment tersebut akan menilai determinan teknis SIK yang meliputi :
1.
Input
data: yang mencakup keakuratan dan kelengkapan pencataan dan pengumpulan data.
Di tingkat puskesmas, akurasi dan kelengkapan format berbagai laporan seperti
LB1, LB3, laporan wabah, laporan obat maupun sistem informasi tenaga kesehatan
perlu dikaji secara mendalam.
2.
Analisis,
pengiriman dan pelaporan data: meliputi efisiensi, kelengkapan dan mutunya di
semua tingkatan.
3.
Penggunaan
informasi: meliputi pengambilan keputusan dan tindakan yang diambil berkaitan
dengan kebijakan di tingkat unit pelayanan perorangan/masyarakat, program
maupun pengambil kebijakan tingkat tinggi
4.
Sumber
daya sistem informasi: meliputi ketersediaan, kecukupan dan penggunaan sumber
daya esensial, anggaran, staf yang terdidik dan terampil, fasilitas untuk
penyimpanan data, peralatan untuk komunikasi data, penyimpanan, anlaisis dan
penyiapan dokumen (fax, komputer, printer, fotokopi dll)
5.
Sistem
informasi manajemen dan networking: mencakup koordinasi dan mekanisme
organisasi untuk menjamin penetapan, standarisasi, pembuatan, pemeliharaan,
pembagian (sharing) dan pelaporan data dan informasi dilaksanakan secara tepat.
B. Tujuan Sistem
Informasi Kesehatan
Upaya
pemantapan dan pengembangan sistem informasi kesehatan ditujukan ke arah
terbentuknya suatu sistem informasi kesehatan yang berhasil guna dan berdaya
guna, yang mampu memberikan informasi yang akurat, tepat waktu dan dalam bentuk
yang sesuai dengan kebutuhan untuk :
1.
Pengambilan
keputusan di seluruh tingkat administrasi dalam rangka perencanaan, penggerakan
pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan penilaian.
2.
Mengatasi
masalah-masalah kesehatan melalui isyarat dini dan upaya penanggulangannya.
3.
Meningkatkan
peran serta masyarakat dan meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong
dirinya sendiri.
4.
Meningkatkan penggunaan dan penyebarluasan ilmu pengetahuan dan teknologi
bidang kesehatan.
C.
Manfaat Sistem Informasi Kesehatan
Begitu banyak manfaat
Sistem Informasi Kesehatan yang dapat membantu para pengelola program
kesehatan, pengambil kebijakan dan keputusan pelaksanaan di semua jenjang
administrasi (kabupaten atau kota, propvinsi dan pusat) dan sistem dalam hal
berikut :
1.
Mendukung manajemen
kesehatan.
2.
Mengidentifikasi masalah
dan kebutuhan.
3.
Mengintervensi masalah
kesehatan berdasarkan prioritas.
4.
Pembuatan keputusan dan
pengambilan kebijakan kesehatan berdasarkan bukti (evidence-based decision).
5.
Mengalokasikan sumber daya
secara optimal.
6.
Membantu peningkatan
efektivitas dan efisiensi.
7.
Membantu penilaian
transparansi.
D. Prinsip Sistem Informasi Kesehatan
1.
Mencakup seluruh data yang
terkait dengan kesehatan, baik yang berasal dari sektor kesehatan atau pun dari
berbagai sektor pembangunan lain.
2.
Mendukung proses
pengambilan keputusan diberbagai jenjang administrasi kesehatan.
3.
Disediakan sesuai dengan
kebutuhan informasi untuk pengambilan kepeutusan.
4.
Disediakan harus akurat dan
disajikan secara cepat dan tepat waktu dengan mendayagunakan teknologi
informasi dan komunikasi.
5.
Pengelolaan informasi
kesehatan harus dapat memadukan pengumpulan datamelalui cara-cara rutin (yaitu
pencatatan dan pelaporan) dan cara-cara non rutin (yaitu survei dan lain-lain).
6.
Akses terhadap informasi
kesehatan harus memperhatikan aspek kerahasiaan yang berlaku dibidang kesehatan
dan kedokteran.
E. Sistem Informasi KIA
Penerapan sistem informasi pelayanan kesehatan ibu
dan bayi untuk mendukung evaluasi program KIA puskesmas menggunakan pendekatan
paralel yaitu pendekatan yang dilakukan dengan mengoperasikan sistem yang baru
bersama-sama dengan sistem yang lama selama satu periode waktu tertentu.
Kedua sisitem ini dioperasikan bersama-sama untuk
meyakinkan bahwa sistem yang baru telah benar-benar beroperasi dengan suskses
sebelum sistem lama dihentikan. Penerapan sistem informasi pelayanan kesehatan
ibu dan bayi utuk mendukung evaluasi program KIA puskesmas dilakukan sesuai
dengan rancangan multiuser. Adapun prosedurna sebagai berikut:
1.
Pasien didaftar kebagian
pendaftaran, kemudian bagian pendaftaran meneruskan pencatatan status pasien
kepada bagian pengelola data KIA.
2.
Kemudian pasien menuju
bagian pengelola data KIA, dan dilakukan pengisian data pasien sesuai kebutuhan
melalui input data master ibu, kecamatan, petuas, vitamin, imunisasi, tempat
pelayanan data ibu hamil, data persalinan, data bayi, dat kunjungan ibu dan
data kunjungan bayi.
3.
Setelah beberapa waktu yang
ditentukan penanggungjawab program KIA dapatmelakukan pengisian data sesuai
dengan pelayanan yang diberikan baik kepada ibu maupun bayi.
4.
Dari data yang telah
terisis tersebut diperoeh isian laporan bulanan kegiatan KIA dipuskesmas dalam
waktu kurun tertentu.
F. Rencana Sistem Informasi KIA
Rencana sistem informasi layanan kesehatan ibu dan
bayi untuk mendukung evaluasi program KIA puskesmas :
5.
Basis yang dikembangkan
adalah berupa master data yang bersifat statis yaitu kecamatan, puskesmas,
desa, proyeksi penduduk, petugas, vitamin, imunisasi, tempat pelayanan, dan
data ibu/calon ibu. Dan dikembangkan basis data dinamis berupa file-file pada
kegiatan transaksi.
6.
Input pengelola data KIA
berupa master data kecamatan, puskesmas, desa, proyeksi penduduk, petugas,
vitamin, imunisasi, tempat pelayanan, dan data ibu/calon ibu.
7.
Output yang dihasilkan
berupa laporan meliputi: laporan bulanan KIA, laporan bulanan PWS KIA anak PWS
KIA ibu, laporan bulanan SPM, laporan bulanan kelahiran dan kematian, lapran
bulanan penemuan kasus BBLR, laporan penemuan tetanis neonatorum, laporan
bulanan kematian ibu, laporan bulanan register kematian perinatal (0-7) hari,
laporan bulanan rekapitulasi lacakan kematian neonatal.
8.
Antar muka memberikan
bentuk tambil awal bagu user untuk memulai bekerja dengan komputer.
9.
Sistem Informasi Pelayanan
KIA di Puskesmas
Hasil
sistem informasi kesehatan ibu dan bayi untuk mendukung evaluasi program KIA
puskesmas.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem
informasi kesehatan merupakan
suatu pengelolaan informasi diseluruh seluruh tingkat pemerintah secara
sistematis dalam rangka penyelengggaraan pelayanan kepada masyarakat
Sistem
informasi dengan apapun itu tentu sangat dibutuhkan dalam berberbagai disiplin
ilmu. Perkembangan informasi teknologi
yang semakin pesat saat ini menuntut diubahnya pencatatan manual menjadi sistem
yang terkomputerisasi.
Demikian
pula sistem informasi kesehatan sangat diperlukan untuk kelancaran dalam
berbagai program pada pelayanan kesehatan ibu dan anak.
B. Saran
a. Untuk
mahasiswi kebidanan agar lebih mendalami sistem informasi demi kelancaran dalam
pembelajaran.
b. Untuk
bidan maupun tenaga kesehatan lainnya, agar memperhatikan dan meningkatkan
kepedulian akan sistem informasi kesehatan dalam bidangnya masing-masing. Serta
untuk tetap mengukuti perkembangan informasi dan teknologi.
DAFTAR PUSTAKA
Fuad, Anis. 2006. Informatika Kesehatan Masyarakat, Sistem Informasi Manajemen Kesehatan. UGM
: Yogyakarta.
Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan
Sistem Informasi. Andi : Yogyakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat
Ilmu dan Seni. Jakarta : Rineka C
Casino & Hotel San Diego
BalasHapusCasino & Hotel 춘천 출장마사지 San Diego is located in the heart of Central California and features several classic gaming 창원 출장안마 machines. With an abundance 평택 출장마사지 of restaurants, Rating: 5 시흥 출장안마 · 당진 출장안마 1,362 reviews